BPBD Bangkalan saat melakukan droping air bersih diawal musim kemarau beberapa bulan yang lalu.(foto: Edi)Kepala BPBD Bangkalan Rizal Mardiysah melalui Eko Sugiharto Bidang Kedaruratan dan Logistik mengatakan, untuk mengatasi krisis air bersih di Desa-desa terdampak dilakukan droping air bersih secara bergantian.
“Sampai saat ini kami terus melakukan pengiriman air besih secara bergantian, setiap hari hanya mampu 2-3 tangki karena terkendala medan yang jauh,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Tiga Kecamatan yang mengalami dampak paling parah yaitu Kecamatan Kokop, Kecamatan Geger dan Kecamatan Konang dan terjadi setiap tahun karena letaknya ada di dataran tinggi.
“Ditiga kecamatan kami tetap berusaha untuk mencari sumber-sumber mata air dengan cara pengeboran bekerjasama dengan dinas terkait dengan program-program yang ada, karena droping air tidak maksimal sifatnya hanya sementara,” ungkapnya.
Memasuki akhir bulan Oktober 2024 sudah memasuki musim pancaroba dari kemarau ke penghujan dengan ditandai cuaca sangat menyengat yang dirasakan, karena perubahan pola angin yang berpengaruh ketidak stabilan cuaca dan atmosfir labil.
“Sebenarnya masa pancaroba ini sudah dimulai awal September hingga akhir Oktober 2024 dan masuk musim penghujan dari prakiraan BMKG awal bulan Nopember 2024 mendatang,” tutupnya.(Edi)