Bupati Sidoarjo Ajak Kader Fatayat NU Bersinergi Cegah Stunting

3 minutes reading
Thursday, 11 Sep 2025 11:45 150 Redaksi Tajuk.News

TAJUK SIDOARJO – Bupati Sidoarjo, Subandi, mengajak seluruh kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dari tingkat ranting hingga cabang se-Kabupaten Sidoarjo untuk bersinergi dalam upaya pencegahan stunting.

Ajakan tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan “Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat” yang digelar di Delta Graha Sekretariat Kabupaten Sidoarjo, Kamis (11/9/2025).

Dalam sambutannya, Subandi menegaskan keberadaan Fatayat NU memiliki peran strategis dalam membina ketahanan keluarga.

Dia menyebut Fatayat sebagai pondasi penting rumah tangga, terutama dalam pengasuhan anak, kesehatan ibu dan anak, serta pemenuhan gizi keluarga.

“Fatayat NU adalah pondasi keluarga. Dari rahim keluarga yang sehat, akan lahir generasi yang sehat pula. Karena itu saya mengajak seluruh kader Fatayat NU di Sidoarjo untuk ikut serta memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, agar sadar pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan anak. Dengan kebersamaan ini, angka stunting di Sidoarjo bisa terus ditekan,” tegas Subandi.

Dia menambahkan penanganan stunting tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci sukses menurunkan angka stunting.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, prevalensi stunting di tahun 2022 berada di angka 16,1 persen dan berhasil ditekan menjadi 8,4 persen pada tahun 2023.

Pemkab menargetkan angka tersebut dapat turun di bawah 10 persen pada tahun 2025, sesuai target nasional.

“Target ini tidak akan tercapai tanpa gotong royong. Peran Fatayat NU yang dekat dengan keluarga dan masyarakat adalah kunci. Bersama PKK, kader posyandu, dan tenaga kesehatan, Fatayat NU bisa menjadi motor penggerak pencegahan stunting di setiap desa,” tambahnya.

Bupati Subandi juga menyampaikan keyakinannya sinergi antara pemerintah daerah dan Fatayat NU akan mampu menurunkan angka stunting secara signifikan. Menurutnya, kunci utama pencegahan stunting terletak pada keberadaan keluarga yang sehat dan kuat.

“Jika Fatayat NU menjadi pondasi keluarga yang kokoh, InsyaAllah Sidoarjo akan melahirkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo, Sriatun Subandi, yang juga memberikan materi mengenai pentingnya menjaga asupan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ia menyebut periode ini sebagai masa emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak.

“Seribu hari pertama kehidupan tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapatkan asupan gizi seimbang, perhatian, dan pola asuh yang tepat. Jika pondasi keluarga kuat, maka generasi yang lahir akan menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” jelas Sriatun.

Sriatun juga mendorong Fatayat NU untuk aktif melakukan sosialisasi program edukasi gizi seimbang serta pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi di lingkungan masing-masing.

“Langkah ini akan sejalan dengan peran Fatayat NU sebagai penguat keluarga dan penggerak masyarakat,” tutupnya.(Ida)

LAINNYA
x