Proyek Infrastruktur Pertanian DBHCHT 2025 di Blitar Rampung Lebih Cepat
Dari total 13 titik pekerjaan, beberapa proyek bahkan telah rampung 100 persen sebelum memasuki bulan Agustus, jauh lebih cepat dari target penyelesaian akhir tahun.
Proyek-proyek tersebut mencakup pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (JIT) yang tersebar di wilayah-wilayah sentra pertanian tembakau, seperti Kecamatan Talun, Kademangan, Panggungrejo, dan Selopuro.
“Banyak kelompok tani mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu yang ditentukan. Beberapa bahkan selesai jauh sebelum bulan Agustus,” ujar Matsafii, Kepala Bidang Prasarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Selasa (19/8/2025).
Menurut Matsafii, capaian ini tak lepas dari penerapan skema swakelola dalam pelaksanaan proyek. Skema tersebut memberikan kewenangan langsung kepada kelompok tani untuk mengelola anggaran serta melaksanakan pembangunan infrastruktur, sehingga mendorong partisipasi aktif dan semangat gotong royong di lapangan.
“Begitu pekerjaan dimulai, mereka langsung tancap gas. Semangat gotong royong sangat terasa karena petani ingin pembangunan ini cepat selesai dan langsung bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Meskipun nilai anggaran per titik proyek terbilang kecil, berkisar antara Rp150 juta hingga Rp200 juta—dampaknya terhadap sektor pertanian sangat besar.
Infrastruktur JUT dan JIT yang memadai diyakini mampu meningkatkan efisiensi irigasi serta mempercepat akses distribusi hasil panen, terutama untuk komoditas utama seperti tembakau, padi, dan jagung.
Ke depan, DKPP Kabupaten Blitar berkomitmen untuk memperkuat sosialisasi dan pendampingan teknis dalam pelaksanaan proyek skema swakelola. Langkah ini diambil guna menjamin proyek berjalan secara akuntabel, tepat waktu, dan tepat sasaran.
“Kami akan terus mengawal, baik untuk proyek-proyek dari DBHCHT maupun yang didanai dari sumber lain seperti aspirasi dewan atau Dana Alokasi Umum (DAU),” tutup Matsafii.(Luki)