Permintaan Daging B2 di Kotamobagu Meningkat, Stok Terbatas Akibat Wabah ASF
TAJUK KOTAMOBAGU – Menjelang perayaan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), permintaan daging babi (B2), dipastikan akan meningkat di Kota Kotamobagu.
Namun, kondisi ini dihadapkan pada kekurangan stok hewan B2 yang cukup signifikan, akibat wabah virus African Swine Fever (ASF) yang melanda kawasan ini.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distankan) Kotamobagu, Bobbi Damopolii, Selasa (17/12/2024) mengatakan, kekurangan stok hewan B2 saat ini disebabkan oleh penyebaran virus ASF yang menginfeksi banyak ternak di wilayah Sulawesi Utara.
“Akibat virus ASF, banyak peternak kehilangan hewan ternak mereka, sehingga berdampak pada tempat pemotongan hewan B2 di Kotamobagu. Dari empat lokasi yang sebelumnya beroperasi, kini hanya tinggal satu yang masih aktif,” jelas Bobbi.
Menurut Bobbi, gejala awal dari infeksi ASF pada babi ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah hingga biru pada tubuh B2, yang kemudian menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Dia juga memberikan contoh kasus di Kelurahan Tumobui, yang setiap minggu kehilangan sekitar 40 ekor B2 akibat wabah ini.
Sementara itu, untuk menstabilkan pasokan daging babi menjelang Nataru, Bobbi menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tengah berupaya mendatangkan hewan B2 dari luar daerah. “Informasi yang kami terima, Pemprov Sulut telah bekerja sama dengan pengusaha di Pulau Bali untuk mendatangkan 750 ekor B2. Hewan-hewan ini akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan merayakan Natal dan Tahun Baru, baik di Kotamobagu maupun di Sulawesi Utara pada umumnya,” tutupnya.