Gerakan Ibu Hamil Sehat, Sidoarjo Serius Tekan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Stunting

TAJUK SIDOARJO – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak.

Hal ini diwujudkan melalui kegiatan “Gerakan Ibu Hamil Sehat dalam Penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Balita, dan Stunting di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2025” yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Kamis (25/9/2025).

Kegiatan ini menjadi bentuk edukasi langsung kepada masyarakat, mengingat Sidoarjo memiliki populasi ibu hamil cukup tinggi setiap tahunnya, sehingga tantangan dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta prevalensi stunting masih cukup besar.

Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sriatun Subandi, dalam sambutannya mengajak seluruh pihak untuk berkomitmen meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

“Kesehatan ibu hamil sangat menentukan kualitas generasi mendatang. Ibu yang sehat, cukup gizi, bebas anemia, dan mendapatkan layanan kehamilan yang optimal akan melahirkan bayi yang sehat, kuat, serta tumbuh kembang yang optimal,” ungkapnya.

Acara yang dihadiri para ibu hamil, kader kesehatan, serta kader PKK ini menjadi wadah untuk mewujudkan ibu hamil yang sehat, berpengetahuan, dan mendapatkan layanan kesehatan selama kehamilan. Upaya tersebut diyakini mampu mencegah stunting sejak bayi masih dalam kandungan.

Dalam kesempatan itu, gerakan ini mengajak seluruh ibu hamil untuk, Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin minimal 6 kali di fasilitas kesehatan, memenuhi kebutuhan gizi seimbang, termasuk konsumsi tablet tambah darah, menghindari faktor risiko kehamilan dengan deteksi dini oleh tenaga kesehatan, mempersiapkan persalinan aman dengan pendampingan tenaga medis, dan menjaga kesehatan mental dan lingkungan agar melahirkan generasi yang sehat.

Melalui Dinas Kesehatan, Pemkab Sidoarjo terus memperkuat berbagai program terintegrasi, seperti Gerakan Cegah Stunting Ibu Hamil Sehat, Kelas Ibu Hamil dan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), penguatan peran bidan desa dan kader posyandu, pendampingan kader kesehatan bagi ibu hamil risiko tinggi, serta kerja sama lintas sektor melalui Fatayat, PKK, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

“Harapan besar kami, melalui gerakan ini Sidoarjo dapat semakin menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sekaligus mempercepat penurunan stunting. Dengan begitu, generasi Sidoarjo tumbuh lebih sehat, cerdas, dan siap menjadi SDM unggul yang membanggakan bangsa,” tutupnya.(Ida)