x
Pemerintah Kota  Kotamobagu Advertisment

Pemkot Kotamobagu Gelar Sosialisasi Lingkungan dan Pengelolaan Sampah di Desa Pontodon

2 minutes reading
Saturday, 1 Nov 2025 20:41 395 View Redaksi Tajuk.News

TAJUK KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota Kotamobagu menggelar sosialisasi bertema Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah di Desa Pontodon, Jumat (31/10/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Camat Kotamobagu Utara, Edo Mopobela, S.H., dan dihadiri puluhan warga setempat.

Pada kegiatan tersebut, Staf Khusus Wali Kota Bidang Lingkungan dan Persampahan, Putri Damayanti Potabuga, tampil sebagai pemateri bersama tim dari Climate Institute, sebuah lembaga non-pemerintah (NGO) yang fokus pada isu lingkungan dan krisis iklim.

Dalam sambutannya, Camat Edo Mopobela menyoroti kebiasaan masyarakat yang masih sepenuhnya bergantung pada layanan pengangkutan sampah oleh pemerintah. Pola ini, kata dia, menjadi salah satu penyebab Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kini berada pada kondisi over capacity.

“Masyarakat masih terbiasa dengan sistem buang sampah lalu diangkut pemerintah kota. Akibatnya, TPA yang daya tampungnya terbatas kini sudah over kapasitas,” ujar Edo.

Dia juga menegaskan solusi pengelolaan sampah tidak hanya berhenti pada penyediaan TPA baru, tetapi harus dimulai dari perubahan perilaku masyarakat dalam mengurangi sampah di tingkat rumah tangga.

“Lewat sosialisasi ini, masyarakat bisa menerapkan tiga langkah utama: mengurangi penggunaan sampah yang tidak perlu, menggunakan kembali sampah yang masih bisa dimanfaatkan, dan mendaur ulang,” jelas mantan pegawai DLH itu.

Langkah 3R tersebut dinilai dapat menekan jumlah sampah yang masuk ke TPA sekaligus meningkatkan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan.

Sementara itu, Wahyu Devito Makalalag dari Climate Institute, yang tampil sebagai pemateri sekaligus pelatih, menilai kegiatan ini berlangsung interaktif. Banyak warga antusias mengikuti pelatihan pemilahan sampah dan pengolahan sampah organik.

“Masih banyak warga yang terbiasa membakar sampah karena dianggap praktis. Tapi saya senang melihat antusiasme mereka untuk belajar memilah sampah,” ujar Wahyu.

Menurutnya, pendekatan berbasis permainan dan diskusi santai membuat pesan edukasi lebih mudah diterima oleh masyarakat.

“Desa Pontodon punya potensi besar untuk menjadi desa yang mandiri dan siap mengelola sampahnya,” tutupnya.

LAINNYA
x