Pemerintah Kabupaten Bangkalan Advertisment

Proyek Jalan Arosbaya-Campor Disorot DPRD, Dugaan Pengurangan Volume Terbukti di Lapangan

TAJUK BANGKALAN – Proyek pembangunan jalan Arosbaya-Campor yang semestinya menjadi jawaban atas kerinduan warga akan infrastruktur layak, kini justru menimbulkan tanda tanya besar.

Di tengah euforia perbaikan jalan, muncul dugaan bahwa proyek tersebut tidak dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Komisi III DPRD Kabupaten Bangkalan pun turun tangan. Senin pagi, mereka melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek, dipimpin langsung oleh Ketua Komisi, Reza Teguh Wibowo.

Sidak ini merupakan tindak lanjut dari pemanggilan kontraktor pelaksana, CV Islah, dan Dinas PUPR Bangkalan beberapa hari sebelumnya.

Langkah tegas itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan pantauan di lapangan, Komisi III menemukan adanya kejanggalan signifikan pada hasil pekerjaan.

Dengan membawa alat ukur ketebalan (por), mereka membuktikan bahwa sejumlah titik jalan jauh dari standar 6 cm sebagaimana tercantum dalam RAB.

“Benar, kami menemukan beberapa kekurangan dari aspalnya. Bahkan ada yang hanya setebal 1,6 cm. Ini sangat tidak ideal, apalagi untuk jalan yang dilewati kendaraan berat setiap hari,” ujar Reza dengan nada prihatin, Selasa (9/9/2025).

Di titik jalan Tongguh, ketebalan hanya mencapai 1,6 cm, dan di depan Basmalah Arosbaya hanya 4,3 cm. Perbedaan mencolok dari standar 6 cm ini menimbulkan pertanyaan apakah ini hasil dari ketidaktelitian teknis semata, atau ada potensi penyimpangan yang lebih serius?

Sidak juga mengungkap persoalan lainnya. Ternyata, dalam perencanaan tidak digambarkan adanya drainase di STA 2.250, yang berisiko mempercepat kerusakan jalan.

Akibat miskomunikasi antara Dinas PUPR dan konsultan perencana, sistem drainase belum terbangun sebagaimana mestinya.

Pihak dinas menyebut akan melakukan normalisasi sementara, sembari berharap ada anggaran pada tahun 2026 untuk membangun drainase secara permanen.

Sebuah solusi jangka pendek yang belum tentu menjawab tantangan teknis di musim penghujan nanti.

Proyek jalan Arosbaya-Campor semestinya menjadi pelepas dahaga bagi masyarakat yang selama ini harus melalui jalan rusak. Harapan itu sempat membuncah.

Namun, dengan temuan ketebalan jalan yang tidak seragam, jalan yang bergelombang, serta perencanaan yang belum matang, publik mulai mempertanyakan benarkah pembangunan ini dirancang untuk kepentingan rakyat?

Reza menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam. Komisi III akan segera memanggil kembali Dinas PUPR dan pihak AMP (Asphalt Mixing Plant) untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran.

“Kalau harapan kami, jalan ini benar-benar menjadi akses utama masyarakat Arosbaya, bukan proyek tambal sulam yang hanya indah di awal,” tutup Reza.(Edi)