Webinar Kominfo di Minut, Ajak Siswa Bijak BermedsosTanpa Cyberbullying

TAJUK MINAHASA UTARA – Kehadiran media sosial dapat mempermudah dan mempercepat interaksi antar-masyarakat. Beragam fitur yang disediakan media sosial, juga makin memanjakan penggunanya untuk melakukan aktivitas chatting. Waspada, ruang chatting dan kolom komentar di berbagai platform media sosial dapat memudahkan siapa pun menjadi korban dan pelaku perundungan siber (cyberbullying).

Agar pelajar tidak mudah terjerumus dalam tindakan negatif cyberbullying, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara akan menggelar webinarliterasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Rabu (21/8) pagi, pukul 09.00 WITA.

Mengusung tema ”Bijak BermedsosTanpa Cyberbullying”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan cara nonton bareng (nobar) di wilayah Minahasa Utara itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah dosen Universitas Paramadina Jakarta Septa Dinata, Wakil Ketua Umum Relawan TIK Indonesia Ako Prasetya, Praktisi Komunikasi Andi Widya Syadzwina, dan Iman Darmawan selaku moderator.

”Webinar ini dapat diikuti secara gratis dengan mengisi link registrasi peserta didi https://s.id/pendaftaranminahasautara2108. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat, dan tersedia voucher e-walletsenilai Rp 1.000.000,- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama acara diskusi,” tulis Kemkominfo dalam rilis yang diterima awak media, Selasa (20/8/2024).

Terkait tema webinar, banyak pengguna sosial media yang secara mudah mendapatkan perilaku cyberbullying akhir-akhir ini. Meskipun karena atas kesalahannya sendiri, cyberbullying tetap merupakan perilaku penindasan yang tidak boleh dilakukan di media digital.

”Baik melalui perangkat elektronik, pesan singkat seperti SMS atau WA (WhatsApp), pesan elektronik (e-mail), atau melalui laman media sosial, cyberbullying dapat merusak mental korban,” jelas Kemkominfo dalam rilis.

Kemkominfo menambahkan, kini cyberbullying menjadi hal yang biasa kita temukan ketika membuka sosial media, dan bahkan ada orang-orang yang mendukung perilaku bullying di internet jika memang korban bully tersebut benar bersalah.

”Apapun alasannya, sebagai bentuk sanksi sosial atau peringatan agar korban kapok atas perbuatannya, kita harus lebih bijak lagi dalam menerima dan menanggapi informasi negatif/kurang baik di media sosial,” pungkas Kemkominfo.

Webinarliterasi digital yang menyasar pelajar dan tenaga kependidikan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait pentingnya bijak bermedia sosial. Tujuannya, dapat menjauhkan pelajar dari perilaku perundungan (cyberbullying).

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Minahasa Utara ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkatliterasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.

Informasi lebih lanjut mengenai literasidigital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui websiteinfo.literasidigital.id.(*)