Lokasi kolam bekas galian di kawasan Bukit Jeddih, Bangkalan, Kamis (20/11/2025).(foto: Edi)Berdasarkan informasi yang dihimpun, tragedi terjadi saat para santri memanfaatkan hari libur Kamis untuk bermain dan berolahraga di kawasan perbukitan yang berjarak tidak jauh dari lingkungan pondok. Aktivitas tersebut diketahui memang sudah menjadi rutinitas mingguan.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, H. Mustofa atau Haji Mus, membenarkan bahwa para santri kerap memanfaatkan waktu libur untuk bermain di sekitar bukit tersebut.
“Seperti biasa, pada hari Kamis kegiatan di pondok libur. Tetapi sore tadi sedang ada jadwal olahraga untuk salah satu kelas. Ada guru yang mengawasi, namun namanya anak-anak, meski dilarang mereka tetap bermain di genangan air itu,” jelas Haji Mus, Kamis (20/11/2025).
Seorang warga pondok pesantren lainnya menuturkan bahwa larangan untuk tidak bermain di genangan air bekas galian sebenarnya sudah disampaikan berulang kali. Bahkan tanda peringatan telah dipasang di sekitar lokasi.
“Kami sudah melarang anak-anak agar tidak bermain di genangan itu. Bahkan sudah dipasang tanda-tanda larangan. Tapi mereka tetap melanggar,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan kronologi awal kejadian. Para santri diduga saling menantang dengan cara menyelam lama-lamaan. Namun beberapa di antaranya tidak muncul kembali ke permukaan.
“Yang terlihat hanya sandalnya saja. Teman-temannya mencoba menolong, tetapi malah ikut tenggelam,” ungkapnya.
Kepala Puskesmas Jedih, Purwanti, membenarkan bahwa enam santri telah dibawa ke fasilitas kesehatan dalam kondisi meninggal dunia. Awalnya hanya satu korban yang dibawa, kemudian disusul lima korban lainnya.
“Mereka sudah kehilangan oksigen. Wajahnya tampak bengkak dan membiru,” ujar Purwanti.
Para korban diketahui berasal dari berbagai daerah, dua santri dari Kabupaten Sampang, satu dari Sidoarjo, dua dari Surabaya, dan satu dari Desa Parseh, Bangkalan.
“Atas permintaan keluarga, keenam korban tidak dilakukan autopsi karena mereka masih anak-anak. Dengan ambulans, kami langsung mengantarkan jenazah ke rumah duka masing-masing,” tutup Purwanti.(Edi)