Air Menggenang, Warga Pejaya Anugrah Menanti Solusi Nyata
TAJUK SIDOARJO – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Sidoarjo sejak akhir pekan lalu membawa dampak tak ringan bagi warga Perumahan Pejaya Anugrah di Desa Kramat Jegu, Kecamatan Taman.
Air dari Afvour Sidorejo yang meluap karena tidak mampu menampung debit hujan, menyebabkan permukiman warga tergenang hingga mencapai 40 cm.
Setidaknya lima RT di RW 7 terdampak langsung dari banjir yang mulai terjadi sejak 11 Mei lalu.
Di tengah kondisi yang belum juga surut, kehadiran Bupati Sidoarjo, H. Subandi, di lokasi Selasa (13/5/2025) memberi sedikit angin segar bagi warga.
Dengan sepatu bot dan pakaian dinas yang tergulung hingga lutut, Subandi berjalan menyusuri jalanan kompleks yang berubah seperti kanal.
Dia menyapa warga, mendengarkan keluhan, dan meninjau langsung titik-titik genangan.
“Kita sudah mitigasi. Hari ini kita datangkan pompa portable dan kita bangun kisdam agar air bisa segera dialirkan ke sungai,” ujarnya tegas di hadapan warga dan petugas gabungan.
Sebagai langkah cepat, dua unit pompa portable dari Dinas PU dikerahkan untuk menyedot genangan.
Sementara itu, kisdam atau tanggul taktis mulai dibangun untuk membendung dan mengalirkan air yang tertahan di permukiman.
Namun, Subandi menekankan, penanganan tidak berhenti di situ.
Besok, alat berat akan didatangkan untuk melakukan normalisasi Afvour Sidorejo dengan cara mengeruk sedimentasi yang selama ini menyumbat aliran air.
Tak hanya itu, Bupati juga mewacanakan peninggian jalan perumahan sebagai langkah jangka panjang.
Namun proses ini memerlukan sinergi dengan pengembang dan warga.
“Fasum Perumahan Pejaya Anugrah harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pemkab. Setelah itu, kita bisa alokasikan anggaran untuk peninggian paving,” jelasnya.
Salah satu hambatan normalisasi sungai, menurut Subandi, adalah pemanfaatan sepadan sungai yang tidak sesuai peruntukannya.
Dia melihat masih banyak warga yang menanam pohon, bahkan mendirikan bangunan di area yang seharusnya steril tersebut.
“Kita akan buat surat edaran. Tidak boleh ada tanaman maupun bangunan liar di kanan kiri tangkis. Supaya alat berat bisa masuk dan normalisasi sungai berjalan lancar,” tegasnya.
Penanganan banjir ini melibatkan banyak pihak. Plt. Kalaksa BPBD Sidoarjo, Sabino Mariano, menjelaskan sejak awal genangan terjadi, tim dari BPBD, Dinas Kesehatan, PU Bina Marga, Dinas Sosial, Tagana, dan Tim Reaksi Cepat telah turun tangan.
“Hari ini kita juga akan buka Posko Mitigasi yang terintegrasi dengan layanan kesehatan,” katanya.
Posko ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan dasar warga selama penanganan banjir berlangsung.
Genangan air memang belum surut sepenuhnya, namun langkah-langkah cepat dan rencana jangka panjang dari pemerintah daerah menumbuhkan harapan.
Bagi warga Pejaya Anugrah, musibah ini bukan sekadar peristiwa tahunan, melainkan panggilan untuk perubahan sistematis dalam tata kelola lingkungan.(Ida)