Warga Keluhkan Pembebasan Lahan dan Ganti Rugi Pembangunan PLTA di Tapsel

TAJUK TAPSEL – PT. North Sumatera Hydro Energi (NSHE), perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menjadi sorotan akibat kontroversi dalam program pembangunan infrastruktur PLTA.

Pembangunan ini, yang dilaksanakan pada era kepemimpinan Bupati Syahrul M Pasaribu, diduga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.

Dalam proses pembebasan lahan, PT. NSHE mengadakan sosialisasi kepada pemilik kebun yang terkena rencana pembangunan PLTA.

Sangkot Hutasuhut, warga Kecamatan Marancar Tapsel, menyampaikan keluhannya terkait dampak pembangunan PLTA. Menurutnya, tanah dan kebun miliknya telah dirusak, dan dia kini mengalami pengangguran.

Sangkot Hutasuhut menyatakan tanahnya digunakan tanpa sepengetahuannya, bahkan tanahnya telah dijual tanpa izin.

“Saya mencoba untuk meminta kebun serta tanah hak milik saya dikembalikan, tapi tidak pernah ditanggapi dan direspon oleh manajemen PT. NSHE,” ujar Sangkot Hutasuhut dalam konferensi pers di Cafe Barbara Manunggang Julu, Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, 20 Desember 2023.

Lebih lanjut, Sangkot Hutasuhut menyatakan NSHE telah membayar kepada keluarga mantan Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, yang bernama Harkin Pasaribu berdasarkan Akta Jual Beli. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan terkait keabsahan dan kejelasan transaksi tersebut.

Sangkot Hutasuhut juga mengungkapkan bahwa telah mencoba mediasi dengan Polres Tapsel pada tahun 2020, namun tidak membuahkan hasil karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan harga lahan saat ini dan kerugian lainnya yang ditimbulkan akibat permasalahan ini.

“Demi kepastian hukum dan mendapatkan keadilan, saya menunjuk dan memberikan kuasa kepada Law Firm AG-ERS, SH, MH, & Rekan, advokat pengacara dan konsultan hukum yang bergerak dan berdomisili di Jabodetabek,” ungkap Sangkot Hutasuhut.

Hingga saat ini, upaya konfirmasi kepada keluarga mantan Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu dan manajemen PT. NSHE belum membuahkan hasil. Kontroversi ini menimbulkan keprihatinan terkait dampak sosial dan ekonomi yang mungkin dialami oleh warga terdampak pembangunan PLTA di wilayah tersebut.(Stevenson)