Pemprov Sulut Bergerak Cepat Atasi Kenaikan Harga Barito

TAJUK SULUT – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK) merespons cepat kenaikan harga bawang, rica, dan tomat (Barito) di pasar dengan langkah-langkah solutif.

Gubernur Olly menegaskan bahwa Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulut harus melakukan penetrasi harga dalam dua minggu ke depan, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Kami perlu waspada terhadap kenaikan harga di beberapa titik,” tegas Olly Dondokambey saat Rapat Kerja Bersama Pejabat Eselon II di lingkungan Pemprov Sulut, Senin (11/12/2023).

Dia menduga bahwa kenaikan harga Barito disebabkan oleh ulah tengkulak.

“Mereka beli dari petani, lalu buang rica ini agar stok berkurang, sehingga mereka mendapatkan keuntungan lebih banyak,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Olly meminta instansi terkait untuk segera mengecek stok Barito di berbagai tempat.

“Kita lihat di dekat Bukit Tinggi (Kabupaten Minahasa), ada 5-10 hektar yang ditanami rica. Harapannya, dengan memonitor stok ini, kita dapat mengendalikan harga,” kata Gubernur.

Dia juga menyebutkan dana penetrasi masih tersedia, dan dapat digunakan untuk membeli Barito dan menjualnya kembali dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

“Kita beli dan jual lagi. Yang penting, kita harus menjual rica dengan harga 100 ribu. Dengan menjaga harga tersebut, kita masih bisa mengendalikan inflasi,” tambahnya.

Dia juga menyampaikan jika hasil rica memenuhi kebutuhan masyarakat Sulut, kelebihannya dapat dikirim ke luar daerah.

“Kita sudah kontak dengan Surabaya, jika perlu kita kirim ke sana. Saya juga sudah menghubungi Panglima TNI untuk persiapan pengangkutan menggunakan pesawat Hercules. Tim akan segera dibentuk dengan melibatkan semua pihak terkait,” jelasnya.

Dia berencana untuk berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk memastikan kelancaran pembayaran dan meminta dukungan dalam hal biaya transfer. “Kita akan rapat dengan BI, mudah-mudahan mereka bisa membantu dengan biaya transfer, sehingga kita tetap bisa menjual dengan harga pasar. Jika kita tidak bisa mengendalikan situasi dalam dua minggu ini, inflasi di tahun depan bisa menjadi masalah,” tutupnya.(ICS)