Pemkab Bolsel Berhasil Turunkan Angka Stunting

TAJUK BOLSEL – Usaha keras Pemerintah Daerah (Pemda) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dalam mengatasi masalah stunting di wilayahnya membuahkan hasil positif.

Menurut data aplikasi sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 dan 2023, serta aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri, terjadi penurunan prevalensi stunting skala Kabupaten Bolsel dari 5,21% menjadi 3,07% selama dua tahun terakhir.

Secara rinci, 5 kecamatan mengalami penurunan prevalensi stunting, termasuk Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur yang menunjukkan penurunan signifikan. Kecamatan Bolaang Uki dari 9,5% (2022) menjadi 4,8% (2023), dan Kecamatan Pinolosian Timur (wilayah Kerja PKM Onggunoi) dari 7,8% (2022) menjadi 1,7% (2023).

Sekretaris Daerah Kabupaten Bolsel, Marzanzius Arvan Ohy, Senin (4/12/2023) mengatakan, penurunan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh jajaran pemerintah daerah melalui program kerja dan kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Pembiayaan APBD 2023 sebesar Rp. 24.785.676.745 digunakan untuk intervensi spesifik, sensitif, dan koordinatif.

“Pendanaan tersebut mencakup intervensi spesifik sebesar Rp. 1.278.927.200, intervensi sensitif sebesar Rp. 23.329.426.695, dan intervensi koordinatif sebesar Rp. 377.322.830. Pemerintah desa juga turut berkontribusi melalui pembiayaan APBDes dengan total anggaran di 81 desa sebesar Rp. 4.656.362.710,” ujarnya.

Sekda Arvan juga mengatakan, keberhasilan penurunan prevalensi stunting di Bolsel tidak terlepas dari peran aktif komunitas, organisasi masyarakat, perusahaan swasta, dan masyarakat filantropi. Program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS) yang dimulai pada awal tahun 2023 dan Program Intervensi perusahaan JRBM di dua kecamatan daerah lingkar tambang juga memberikan kontribusi positif.

“Dalam meraih keberhasilan ini, Bolsel telah memasuki Aksi 7, yaitu Pengukuran dan Publikasi. Pada tahap ini, dilakukan pelaporan hasil pengukuran balita dan baduta kategori stunting pada aplikasi e-PPGBM dan aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri,” tambahnya.

Sekda Arvan berharap bahwa persentase prevalensi stunting di Bolsel terus mengalami penurunan hingga dapat mencapai target nasional sebesar 14% pada tahun 2024.

“Mari semua pemangku kepentingan di daerah untuk terus bersatu dan bekerja keras demi mewujudkan penurunan stunting yang signifikan di Bolsel,” tutupnya.(RD)