Tajuk.News, KOTAMOBAGU – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, menghadiri Seminar Nasional Pengembangan Karir, di Kampus Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika (IKTGM) Kotamobagu, Rabu (23/3/2022).
Kegiatan yang dirangkaikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama, peningkatan sumber daya manusia, antara BP2MI dengan IKTGM Kotamobagu tersebut, mengangkat tema, strategi peningkatan kurikulum Pendidikan Ners di Era Covid-19 untuk Peluang Kerja Nasional dan Internasional.
Saat diwawancarai usai kegiatan, Kepala BP2MI Benny Rhamdani, mengatakan, sosialisasi di Kampus IKTGM Kotamobagu ini, tujuannya untuk menyampaikan peluang kerja di luar negeri yang sangat terbuka, terlebih di era pandemi Covid-19.
“Kita ingin menyampaikan bahwa, ada tantangan yang serius terlebih di era pandemi, angka pengangguran bertambah, angkatan kerja juga masih sangat tinggi, padahal di sisi lain ada peluang kerja di luar negeri yang sangat terbuka,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, jika melihat lebih spesifik lulusan Ners di tahun 2002 itu kurang lebih 26 ribu yang terserap. Mereka yang bisa langsung bekerja itu hanya 50% sampai dengan 60% berarti ada sekitar 40% tidak terserap.
“kita ingin menawarkan peluang kerja yang terbuka di luar negeri ini ditangkap. Terlebih kita ingin meyakinkan, bahwa negara-negara penempatan yang membutuhkan tenaga perawat, tenaga kesehatan dari Indonesia sangat tinggi. Jepang misalnya, kemudian hongkong singapura kemudian Taiwan dan juga di beberapa negara Eropa Jerman. Kemudian di negara-negara Timur Tengah. Untuk sektor formal, Arab, Katar itu sangat tinggi,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, mungkin selama ini akses informasi yang tidak bisa diperoleh oleh masyarakat Bolaang Mongondow Raya dan juga Kotamobagu.
“Sehingga langkah untuk kita turun secara masif melakukan sosialisasi, diseminasi informasi, kita kuatkan terus. Bahkan, tentu berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Nah, ini era kolaborasi ini, tidak bisa upaya kita menempatkan pekerja ke luar negeri itu, hanya ditangani oleh BP2MI. Karena sebetulnya, hal ini harus dijawab oleh SDM yang tersedia di daerah, SDM yang ada di lembaga-lembaga perguruan tinggi seperti di Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu ini,” pungkasnya.(Yusuf Daud)